Wednesday 13 June 2007

berdoa atas kematian

Hari ini secara tidak sengaja saya membaca berita diinternet yang membuat hati tertegun...................
Sebuah program anak-anak disebuah station TV milik Hizbullah : seorang anak gadis berumur 10 tahun, anak dari pelaku bom bunuh diri berkata: “aku selalu berdo’a memohon agar ayahku mati dalam keadaan syahid. Aku sangat gembira, Tuhan telah mengabulkan doaku” (http://www.manartv.com.lb/).
Agence France-Presse (AFP). Seorang ibu dari anak yang mati dalam aksi bom bunuh diri: “Saya sangat bahagia anak saya telah syahid. Saya telah mengucapkan selamat tinggal kepadanya sebelum dia pergi untuk misi suci dan saya berdoa semoga dia sukses dalam melaksanakan misinya. Saya bersyukur kepada Tuhan atas terkabulnya doa-doa saya” (http://www.afp.com/english/home/).
Naluri kemanusiaan saya tiba-tiba menyeruak dengan berbagai pertanyaan: apakah “manusiawi” bila seorang gadis kecil dengan suka ria merayakan kematian ayahnya? “Manusiawikah” apabila seorang ibu kegirangan atas hilangnya sang anak, buah hatinya? Mungkin hanya dalam masyarakat yang “mengagungkan” kematian (dan bukan kehidupan), hanya apabila seseorang sudah dibentuk dalam “budaya kematian”, hanya ada dimana logika yang sudah “babak belur” dihajar oleh klaim kebenaran mutlak..........semua itu bisa dibilang “manusiawi”.
Sama sekali tidak ada maksud untuk melangkahi “nalar agama”, hanya ingin menanyaKEN......NAPA??? bukankah kita diajarkan untuk selalu bertanya tentang “fenomena” yang ada? Untuk menuju hidup yang lebih sejahtera? Kita semua tahu betapa berlimpahnya ayat alqur’an yang menganjurkan untuk itu.

2 comments:

Pami said...

hanya ada dimana logika yang sudah “babak belur” dihajar oleh klaim kebenaran mutlak

---> klaim kebenaran mutlak... yang artinya..?

Unknown said...

mantap paparanya bermoto cerdik cerdas jenius ....trim