Wednesday, 13 June 2007

Mandella, Musharraf dan George Washington

Nelson Mandella memimpin Afrika Selatan selama lima tahun. Mandella tahu kalau dia bisa dengan mudah memimpin Afsel untuk sepuluh tahun kedepan, tapi Mandella memilih untuk keluar dari semua jebakan “kekuasaan” tersebut. Demikianlah sifat yang luhur dan murah hati dari seorang Mandella. Dengan itu dia bisa hidup “tenang” selamanya.
Jendral George Washington bukanlah anggota dari partai politik tertentu di Amerika. Demikian juga jendral Pervez Musharraf. Wahington memimpin selama delapan tahun. Demikian pula Musharraf. Sebenarnya Washington bisa dengan mudah memimpin kembali Amerika untuk masa empat tahun mendatang tapi Wahington memilih untuk keluar dari segala jebakan “kekuasaan”. Washington akhirnya meninggal dengan “tenang”, namanya semakin harum ditaburi oleh wanginya bunga sejarah Amerika.
Peninggalan musharraf berupa kemakmuran telah diterima warganya. Sekarang sudah banyak orang pakistan yang memiliki rumah sendiri dibanding sebelumnya. Peningkatan ekonomi melonjak tinggi (menurut penelitian, pakistan menempati tingkat kedua dalam peningkatan laju ekonomi setelah Cina). Pakistan telah membangun banyak pabrik dan perusahaan diatas jumlah rata-rata zaman sebelumnya.
Peninggalan Musharraf juga terasa dalam hal pendidikan. Dana untuk sektor universitas (pendidikan) naik dari Rs 3.8 milyar di tahun 2001-02 menjadi Rs 14.3 milyar di tahun 2004-2005. Demikian juga dalam hal emansipasi wanita. Hudood Ordinance dan meningkatnya bermacam partisipasi perempuan dalam proses politik merupakan bukti riil dari keseriusan Musharraf.
Warisan Musharraf juga terlihat dalam bidang media. Geo, Aaj, ARY, Indus Vision, Prime, Musik, Hum, Masala, Fashion TV, QTV kemudian City FM89, FM101, FM100 Islamabad dan masih banyak yang lainnya muncul selama Musharraf berkuasa. Pemilik internet naik dari 4000 menjadi 73.000 dalam masa kepemimpinan Musharraf (meskipun tidak sepenuhnya merupakan unsur dari kebijakan Musharraf, namun tidak bisa terlepas dari unsur tersebut)
Pada tanggal 17 mei yang lalu, pemerintah Amerika mengatakan bahwa Musharraf belum sampai pada batas akhirnya “end of his line”. Pendapat itu tidak sepenuhnya salah, namun batas tersebut harus ditembus dengan demokrasi atau represi (tidak ada pilihan ketiga). Demokrasi merupakan kompromi dan power sharing dalam pemerintahan. Sedang maksud dari represi (penekanan) adalah solusi militer, penanganan diluar batas kewajaran yang kemudian menimbulkan bergai macam konfrontasi, black law, dan kerusuhan. Opsi yang kedua ini yang ternyata menjadi pilihan Musharraf. Yang akhirnya akan mengikis satu persatu peninggalannya yang telah dibangun dengan susah payah selama delapan tahun terakhir.
Pada tanggal 11 agustus nanti Musharraf akan memasuki umur yang ke 64 (rata2 umur pria pakistan adalah 62.73 tahun). Pertanyaanya sekarang, akankah ada “masa Nelson Mandella” dalam kehidupan Musharraf? Atau George Washington dalam hidup Musharraf? Hanya Musharraf dan Tuhannya yang tahu, yang kita tahu hanyalah hanya orang yang “beruntung” dan bijak saja yang bisa hidup untuk “selamanya”

No comments: