terma2 seperti inklusif, ekslusif, konservatif, progressif dsb..seakan2 tak kunjung reda membanjiri berbagai media dinegara kita...
namun dalam kesempatan kali ini saya ingin meangkat tema ekslusif-inklusif terlebih dahulu..
banyak kalangan yang menafsirkan ekslusif merupakah sikap merasa benar sendiri, selain ajaran dia adalah salah dan penafsiran pejoratif lainnya...
disini saya kok cenderung berpihak pada sikap 'ekslusif' (dalam arti yang proporsional tentunya)
deskripsi saya begini...
jika seorang muslim tidak boleh menganggap atau meyakini bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar, dan agama yang lain salah, maka untuk apa konsep dan lembaga2 dakwah? jika seseorang tidak yakin dngan apa yang dianutnya (dengan dalil kebenaran relatif) maka untuk apa ia berdakwah? untuk apa berhisbah 'amar ma'ruf nahi mungkar'?sedangkan dia sendiri tidak yakin mana yang benar dan mana yang mungkar...
konklusi 'gampangan'nya adalh para agnostik (golongan yang selalu ragu) akan berdakwah juga kepada hal2 yang ragu2, sebenarnya kalo kita mau jeli sedikit, mereka sejatinya juga telah memilih keyakinan baru, yaitu tidak ada agama yan benar, atau semua agama benar. ia tidak memilih sikap untuk tidak beragama, artinya, ia telah memilih agama baru dengan teologi yang baru pula yang kemudian disebut dengan teologi agama2. sebagaimana yang disuarakan WC Smith, John Hick, Weber, SH Nasr dan Frichof Schoun...
memang para orientalis (tidak semua) dari sononya selalu berupaya untuk mendekontruksi dan mereduksi makna Islam dan terus berjalan mengiringi catatan sejarah.
namun ironisnya, banyak kalangan muslim sendiri sekarang yang menyambung lidah para orientalis tersebut dalam upaya dekonstruksi makna Islam, dan yang lebih ironis lagi, banyak dari kalangan alim ulama yang menganggap hal tersebut sebagai hal yang remeh.
allahummaftah qulubana!
Tuesday, 31 July 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment