banyak kaum umat Islam yang berfikir bahwa jika aspek politik bisa direbut oleh gerakan Islam tertentu, maka akan selesailah masalah umat. pendapat ini -menurut saya- bisa dibilang sebagian benar tapi kurang sempurna. memang kekuasaan politik adalah bagian penting dari permasalahan umat. karena daulah adalah pendukung perkembangan agama. ini tidak hanya dibuktikan oleh islam, namun juga agama2 lain. sebagai contoh mari kita lhat agama kristen yang berkembang dengan demikian pesatnya di Eropa tak bisa dipungkiri merupakan jasa besar Konstantin yang mengeluarkan dekrit 'edict of milan' dan Theodosius yang kemudian menjadikan kristen sebagai agama resmi negra Romawi. demikian pula halnya dengan agama Budha yang tidak terlepas dari campur tangan Ashoka. demikian pula dalam agama2 lain, sulit untuk memisahnya dengan politik baca:kekuasaan) sama halnya dengn ideologi2 juga tak lepas dari campur tangan penguasa (marxisme, kapitalisme, sosialisme dsb). eksistensi dan poerkembanganya sangat ditopang oleh kekuasaan. komunime kehilanagan pamor setelah sovyet runtuh. kapitalisme juga 'kayaknya' akan sulit menegukan wksistensinya jikalau suatu saat amerika ambruk mengikuti jeak sovyet.
tapi, perlu kita catat disini, bahwa kekuasaan bukanlah segala2nya. ssejarah mencatat banyak pemikiran, keyakinan, attitude dari masyarakat yang tidak sejalan dengan penguasa. peran ulama disamping umara (kekuasaan) juga memegang peranan yang tak kalah pentingnya, keduanya harus diselaras-harmonikan. para aktivis politik harus mempunyai pemahaman yan benar tentang Islam. jika tidak mereka nantinya akan menjadi perusak Islam yang signifikan. jadi -menurut saya- tidaklah benar apabila dlam perjuangan Islam kita mengabaikan slah satu aspek kehidupan. kesemuanya harus pada posisi masing2 secara proporsional. itulah namanya adil.....
contoh riil adalah teladan baginda rasul SAW memulai dakwah dengan aspek ilmu, memberkan pemahaman yang benar kepada masyarakat tentan konsep2 dsr dalam Islam. afkar (pondasi pemikiran) mafahim (pemahaman) maqayis (standar2 nilai) dan 'ketundukan' yang Islam ditanamkan secara kokoh kepada para shabat waktu itu. akhirnya mereka bisa tampil sebagai sosok ulama-cendekiawan yang handal dalam berbagai bidang kehidupan. bisa dibuka lembaran sejarah bagaimana hebatnya argumentasi ja'far bin abi thalib ketika berdebat dengan \raja najazyi dan kafir quraisy di mekah. ja'far yang terjepit terdesak oleh serangan kafir minta perlindungan raja najasyi yang kristen, beliau mampu menguraikan argumen yang canggih seputar maslah kristen dan Isa yang menjadi titik sentral kontroversi dalam Islam dan Kristen.
jadi kesimpulan yang bisa saya ambil, dalam menghadapi problematika saat ini kita harus bijak, dan bisa mensinergikan berbagai aspek keilmuan kejiwaan kebendaan dan lainnya. jadi kekuasaan bukanlah satu2nya sarana (tapi bukan berarti harus menafikan secara mutlak atau mengurangi esensinya yang signifikan) harus ada sinergi antara 'ulama-umara' sehingga kaum muslim bisa kembali mengukir kejayaannya......wallahu a'lam.
Tuesday, 31 July 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment