Tuesday, 31 July 2007

Problematika Teologi

adalah Ludwig Feurbach yang menegaskan bahwa prinsip dasar dari filsafat bukan "substansi" ala spinoza, atau juga kant dan fitche yang membawa prinsip "ego", bukan pula "absolut identity"nya Schelling, maupun Hegel dengan "akal absolutnya, namun menurut dia yang benar adalah realitas wujud, yaitu manusia....
oleh karena itu -masih menurut feurbach- manusia merupakan prinsip tertinggi dari filsafat, meskipun agama dan konsep teologi membantahnya, namun hakikatnya...agamalah yang menyembah manusia (religion that worship man...begitu katanya). kemudian ia menmbahkan bahwa tuhan adalah manusia dan manusia adalah tuhan...akhirnya agama mau tak mau harus menafikan Tuhan yang bukan manusia...the true sense of theology is anthropology...and religion is the dream of human mind.
berawalk dari sinilah -ide feurbach- kemudian muncul para antropolog/sosiolog dan teolog semacam Martin Buber dan karl Marx
menghadapi fenomena yang demikian terpecahlah kemudian para teolog krsten menjadi 2, yang pertama adalah teolog konservatf (Mascal) yang berpegang teguh pada "tradisi" dan yang kedua adalah radikal (Bonhoeffer) yang mersikeras untuk menanggalkan baju agama dari hal2 duniawi (baca: sekulerisme)
kemudian muncullah Harvey Cox sebagai penengah antar keduanya, cox ingin menjembatani dua kubu yang paradox secara ekstrem, yakni teologi radikal dan teologi konservatif...
namun pendapat cox ini pun ditentang berbagai kalangan, baik agamawan maupun sosiolog....dst..dst...

gambaran diatas ingin mengungkapkan bahwa sanya gagasan sekulerisasi ataupun yang lainya (pluralisme, liberalisme dkk) muncul di Barat (kristen) karena ketidak sanggupan doktrin dan dogma agama (kristen) untuk menjawab tantangan dan fenomena peradaban barat yang terbentuk dari berbagai unsur.....

nah...sekarang, seperti yang sudah kita ketahui bersama, banyak kalangan diIndonesia, yang demikian getolnya ingin mengaplikasikan pengalaman barat dengan trauma2 teologi kristen kedalam Islam...

apakah memang Islam (secara pengalaman teologis) mengalami polemik seperti yang dihadapi kristen? tentu jawabnya tidak....
lantas bagaimana seharusnya kita bersikap dengan paham2 asing tersebut?...
teori "adapsi dan adopsi" yang pernah saya posting beberapa hari yang lalu -menurut saya- bisa dijadikan salah satu dari sekian banyak renungan.....

menurut anda?

No comments: